Sabtu, 28 Mei 2011

Belajar dan Pembelajaran

Di tujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Biologi yang dibimbing oleh
Bapak Drs. Muh. Muttaqin




Di susun oleh:
Nur Euis Istiqomah
208 203 952
BIOLOGI B/III

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2009
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah swt. Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw, yang telah membawa kita kepada gerbang keselamatan. Kami membuat makalah ini bertujuan agar pembaca semua bisa memahami materi yang akan kami tuangkan dalam sebuah diskusi, yang membahas tentang “Definisi Belajar dan Pembelajaran, Pengertian Biologi dan Biologi sebagai Mata Pelajaran di Sekolah, dan Batasan Kurikulum Biologi di Sekolah (SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA)”.
Semoga apa yang telah kami lakukan bisa bermanfaat umumnya bagi pembaca khususnya bagi kami semagai penulis, dan tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memebantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin, dan apabila dalam pembuatan makalah ini ada kekeliruan, kami mohon pembaca dapat memakluminya dan semoga untuk kedepannya kami bisa lebih baik dalam pembuatan makalah-makalah yang lainnya. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.


Bandung, Agustus 2009

Penulis


1. Definisi Belajar dan Pembelajaran
A. Definisi Belajar
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Maka, belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang nampak dari luar.
 Menurut Skinner (1973) mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara perogresif.
 Menurut M Sobri Sutikno dalam bukunya menuju pendidikan bermutu (2004), mengartikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suartu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
 Menurut C.G Morgan (1962) merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.
 Menurut E. Usman Efendi dan Juhaya S.Praja (1993) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha atau interaksi yang dilakukan individu untuk memeproleh sesuatu yang baru dan perubahan keseluruhan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman itu sendiri
 Menurut Piaget belajar ialah jika seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan tertentu sesuai dengan umurnya.
Dari pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat kami simpulkan bahwa pengertian belajar ialah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang dilakukan secara sadar dan bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya dan menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu dan latihan berinteraksi dengan lingkungannya.

B. Definisi Pembelajaran
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktifitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung secara efektif. Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi.
 Menurut Dimyati dan Mujiono (1999) menyebutkan bahwa pembelajaran sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa.
 Arif. S. Sadiman. (1990) mengartikan bahwa pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanifulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.
 Deging (1993) pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan pembelajar.
Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh pakar-pakar, secara umum pembelajaran merupakan statu proses perubahan yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara lengkap, pengertian pembelajaran dapat dirumuskan sebagai berikut: “Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh statu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
Dari pengertian di atas dapat kami simpulkan bahwa pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan pendidik yang menimbulkan interaksi belajar mengajar dengan peserta didik untuk memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

2. Pengertian Biologi dan Biologi sebagai Mata Pelajaran di Sekolah
Secara bahasa Biologi berasal dari bahasa Yunani, ”bios” artinya hidup dan ”logos” artinya ilmu. Biologi adalah ilmu tentang mahluk hidup dan kehidupannya serta mahluk mati yang masih dinamakan mahluk hidup. Dahulu sampai tahun 1970-an digunakan istilah “ilmu hayat” (diambil dari bahasa Arab, artinya "ilmu kehidupan").
Ilmu biologi banyak berkembang pada abad ke-19, dengan ilmuwan menemukan bahwa organisme memiliki karakteristik pokok. Biologi kini meruapakan subyek pelajaran sekolah dan universitas di seluruh dunia.
Ilmu Biologi sangat berpengaruh dan berguna bagi kehidupan manusia. Biologi banyak digunakan untuk berbagai bidang kehidupan seperti pertanian, peternakan, perikanan, kedokteran, dan lain sebagainya.
Biologi sebagai mata pelajaran artinya Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta tanggung jawab sebagai seorang warga negara yang bertanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa, negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan Biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya. Pendidikan Biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan, menafsirkan data dan mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Pada dasarnya, pelajaran Biologi berupaya untuk membekali siswa dengan berbagai kemampuan tentang cara “mengetahui” dan cara “mengerjakan” yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara mendalam.
Biologi sebagai sebuah mata pelajaran memiliki karakteristik berbeda daripada mata pelajaran lain yang diajarkan di sekolah. Obyek biologi yang berupa makhluk hidup merupakan daya tarik tersendiri yang dapat menarik perhatian dan minat siswa untuk mempelajarinya. Kesalahan klasik yang selalu muncul dalam memahami mata pelajaran ini adalah dianggapnya biologi adalah materi yang harus dihafalkan, sehingga bagi sebagian siswa menganggap biologi sebagai pelajaran yang membosankan.

3. Batasan Kurikulum Biologi di Sekolah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA)
Sebelum membahas batasan kurikulum Biologi di sekolah baik itu tingkat SD/MI, SMP/MTs, maupun SMA/MA terlebih dahulu kami akan memaparkan definisi dari kurikulum.
Kurikulum berasal dari bahasa Latin yang kata dasarnya currere, secara harfiah berarti lapangan perlombaan lari. Lapangan tersebut terdapat batas start dan finish. Dalam lapangan pendidikan pengertian lapangan tersebut dijajarkaan bahwa bahan belajar sudah ditentukan secara pasti, dari mana mulai diajarkan dan kapan diakhiri, dan bagaimana cara untuk menguasai bahan agar dapat mencapai gelar. Sedangkan menurut istilah kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Terdapat perbedaan esensi (intisari/pokok) antara SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) antara kurikulum 2004 dan kurikulum 2006. Hal yang sering dikatakan oleh Depdiknas dan Dinas Pendidikan, bahwa Kurikulum 2004 dan 2006 adalah pada aspek Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasarnya.
KD-KD yang ada dalam Kurikulum 2004 ada yang masih digunakan dengan rumusan yang sama atau mirip dengan rumusan KD dalam Kurikulum 2006. Ada beberapa KD Kurikulum 2004 yang dibuang. Ada beberapa KD yang baru dalam Kurikulum 2006. Sehingga kalau ruang lingkup materi (scope) ini dijadikan ukuran, maka memang tidak terlalu banyak perbedaan Kurikulum 2004 dengan Kurikulum 2006. Namun KD-KD yang ada dalam Kurikulum 2004 tersebut direkonstruksikan kembali, ditata kembali sedemikian rupa sehingga menjadi sangat berbeda dalam urutannya (sequence).
Pemindahan KD sebagai penataan kembali KD dari Kurikulum 2004 ini terjadi pada semua mata pelajaran dan semua jenjang sekolah pada Kurikulum 2006. Hal ini akan sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran di kelas, terlebih jika sekolah berkehendak akan melaksanakan Kurikulum 2006 secara penuh pada tahun pembelajaran 2006/2007 ini.
Dalam Kurikulum SD/MI 2004 hanya terdapat satu SK masing-masing jenjang kelas untuk hampir semua mata pelajaran. Namun dalam Kurikulum 2006 terdapat dua SK untuk setiap jenjang kelas untuk seluruh mata pelajaran plus rinciannya pada kelas dan pelajaran tertentu. Masing-masing SK sudah diplot mana yang untuk semester 1 dan 2. Sementara itu, batasan semacam ini tidak ada pada Kurikulum 2004.
Perubahan lainnya adalah bahwa IPA di SMP/MTs yang semula SK dan KD-nya disusun dengan menggunakan pendekatan sub-bidang studi, pada Kurikulum 2006 tidak lagi menggunakan pendekatan tersebut. Hal ini berdampak pada manajemen kurikulum dan pembelajaran di kelas.
Sementara itu di SMA/MA tidak ada perubahan seperti yang ada di SD/MI dan sebagian di SMP/MTs. Namun bukan berarti tidak ada perubahan atau penataan KD di kurikulum SMA/MA. Jumlah SK dalam Kurikulum 2004 yang semula 1 atau beberapa pada setiap mata pelajaran, pada Kurikulum 2006 dikembangkan menjadi beberapa SK . SK-SK ini sebagian besar diambil isi SK dalam Kurikulum 2004.
Kurikulum IPA (Biologi) di SD/MI lebih menekankan kepada pemilikan kecakapan proses atau kecakapan generik dibandingkan dengan materi penguasaan IPA. Karena kecakapan generik ini merupakan kecakapan prasyarat yang harus dimiliki siswa, agar siswa dapat mempelajari bidang studinya sesuai dengan minatnya. Kecakapan generik yang dimiliki siswa SD berfungsi sebagai pondasi yang luas bagi mereka untuk meraih bidang study yang diminatinya pada jenjang pendidikan berikutnya. Pola pendidikan yang menekankan pada kecakapan hidup yang bersifat umum atau kecakapan generik yang disebut sebagai pendidikan berbasis luas. Kompetensi yang dimiliki siswa SD, dapat diaplikasikan dan digunakan bagi pemecahan masalah dalam berbagai bidang keilmuan ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran di kelas I, II dan III SD/MI dilaksanakan secara tematik, sementara untuk kelas IV, V dan VI dengan pembelajaran bidang studi. Untuk IPA di SD digunakan pendekatan pembelajaran terpadu.
Kurikulum IPA (Biologi) di SMP/MTs lebih menekankan pada hasil belajar siswa SMP/MTs adalah kompetensi dasar IPA, yaitu penguasaan dan pemilikan konsep dasar IPA (content objectives) dan pemilikan kecakapan proses penemuan (metodological objective). Kecakapan yang kedua ini disebut sebagai kecakapan generik (generic competency) yang dapat digunakan siswa untuk belajar memiliki konsep-konsep keilmuan lainnya, oleh karena itu dapat disebut juga sebagai kecakapan untuk mempelajari (learning to learn). IPA di SMP/MTs yang semula Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasarnya disusun dengan menggunakan pendekatan sub-bidang studi, sekarang tidak lagi menggunakan pendekatan tersebut. Hal ini berdampak pada manajemen kurikulum dan pembelajaran di kelas.
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Biologi merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya Biologi mempunyai karakteristik yang sama dengan IPA. Namun, Biologi di SMA/MA bukan dalam bentuk satuan rumpun mata pelajaran IPA lagi, melainkan sebagai mata pelajaran. Kurikulum Biologi di SMA/MA lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar. Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang matematika, fisika, kimia dan pengetahuan pendukung lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
 Dakir. 2004. “Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum”. Jakarta: Rineka Cipta.
 Dimyati dan Mudjiono. 2006. “Belajar dan Pembelajaran”. Jakarta: Rineka Cipta.
 Surya, Mohammad. 2004. “Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran”. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
 Sutikno, Sobri M. 2008. “Belajar dan Pembelajaran”. Bandung: Prospect
 Uus Ruswandi, A. Heris Hermawan, Nurhamzah. 2008. ”Landasan Pendidikan”. Bandung: Insan Mandiri.
 http://kiatku06-artikel.blogspot.com/2009/04/karakteristik-mata-pelajaran-biologi.html
 http://lcc-ptc.blogspot.com/2008/05/pengertian-biologi.html
 http://organisasi.org/pengertian_ilmu_biologi
 http://rijono.wordpress.com/2008/02/28/kurikulum-2004-kbk-kurikulum-2006-ktsp-memang-berbeda-secara-signifikan/
 http://zaifbio.wordpress.com/2009/07/02/mata-pelajaran-biologi-untuk-sekolah-menengah-atas-smamadrasah-aliyah-ma/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar